Tuesday 26 July 2011

Poster Asia Tour2011


Oleh-oleh yang paling berharga dari Malaysia dalam rangka Asia Tour kemarin adalah poster. Sebuah kertas berukuran 60x90 yang dicetak dalam kertas mengkilat. Gambarnya tentu saja adalah icon dari pemain Liverpool yang mengikuti Asia Tour itu sendiri, dengan Gerrard sebagai tokoh utama dan beberapa pemain lain dibawahnya. Meski Gerrard tidak ikut serta dalam tour ini seperti halnya dua tahun lalu, namun figure sentral Liverpool ini pasti ada. Tidak seperti Suarez yang sedang mengikuti Piala Amerika Latin, sehinga King Luis tidak ada disana.

Tidak semua orang bisa mendapatkan poster ini. Caranya adalah dengan berbelanja di outlet resmi Asia Tour yang bernama ‘Reject Shop’ diatas 200RM. Tadinya dipikir barang yang ada disana adalah barang jelek karena nama outletnya itu, tapi ternyata itu hanya nama saja. Barang yang dibeli adalah empat kaos, satu buat pribadi, satu buat temen, satu buat adik dan satu buat istri, dan scarf. Total akhirnya belanja 300RM. So poster itu akhirnya bisa dibawa.

Karena akan ribet kalo dibawa-bawa selama menonton pertandingan di stadion maka poster itu dititipkan dulu di outlet reject shop itu, dengan cara menyimpannya dibawah etalase disisi kiri. Cukup aman dari pandangan orang-orang. Pak Cik penjaga juga setuju karena tida perlu perhatian ekstra darinya. Setelah pertandingan usai, poster itu akhirnya diambil kembali.

Sejak dari pertandingan usai hingga kembali ke bandara poster itu selalu ada ditangan. Ga pernah dilepas begitu saja. Untuk membuat poster itu layak ditempel ditembok maka mencari toko yang bisa ngeblock. Berkat bantuan adik akhirnya poster itu bisa diblok dengan biaya 94.000. Lumayan simple karena sang penjaga toko mau membawa dari rumah untuk kemudian diblok dan dikembalikan dalam kondisi siap ditempel. Jadi inget masa kecil dimana guntingan pemain Liverpool dari Koran terutama tabloid BOLA ditempel ditembok. Kali ini dalam bentuk poster yang representative.

Sunday 24 July 2011

Asia Tour 2011

Adalah sesuatu yang sangat menggembirakan dapat mengikuti perjalanan Liverpool tour ke Asia 2011 dan juga dapat membawa sekeluarga ikut menikmati perjalanan itu, Usai tahun 2009 bersama barudak Beels. Persiapan mepet dimana travel yang akan diikuti ternyata tidak memenuhi kuota sehingga beralih ke Airasia, saat pesawat dan hotel dibooking seminggu sebelum perjalanan. Sedangkan 3 tiket pertandingan dibeli dari BigReds dengan bundling membership dan satu tambahan lungsuran dari Dedy yang mendapatkan paket nonton bersama dikantornya.

14 July 2011 :

Seperti sesaat menjelang lebaran, hingga saat mau ke bandara rasanya mata ini susah terpejam. Membayangkan berbagai keriuhan, kemeriahan dan perjalanan tour serta menjalani penerbangan Kia yang pertama. Dari awal dia sangat cerewet apakah telinganya akan sakit jika terbang.

Pukul 2:30, taksi sudah tiba di depan rumah. Sempet berniat membawa kendaraan, namun dengan pertimbangan kepraktisan maka Blue Bird membawa sekeluarga ke Soekarno Hatta. Perjalananan pun dimulai. Dari Cibubur menuju Cengkareng, pagi itu hanya ditempuh selama 50 menit. Bandarapun masih sedikit terlelap. Pemeriksaan sebentar di depan pintu hingga check ini di counter AirAsia. Setelah menunggu beberapa saat karena harus memasukan bagasi maka proses dilanjutkan dengan check imigrasi. Kia sangat bersemangat hingga dia mengisi kartu keberangkatan dan kedatangan sendiri. Proses pemeriksaan imigrasi bersamaan dimana petugasnya pelit sekali memberikan senyuman. Usai pemeriksaan langsung berjalan menuju executive lounge karena waktu penerbangan masih lama.



Pukul 6:25, pesawat Airbus QZ7690 sudah bersiap-siap untuk lepas landas menuju Malaysia yang berbeda satu jam lebih cepat waktunya, sehingga waktu perjalanan dua jam akan tiba pukul 09:25. Menikmati pemandangan dari sebuah pesawat sungguh merupakan pengalaman spiritual luar biasa dimana kita akan sangat mengagumi karya sang pencipta. Meski telinga kanan sakit ketika pesawat mulai mau turun. Untungnya rasa itu tidak dimiliki oleh Kia.

Pukul 09:35 waktu Malaysia, pesawat mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur International Airport. Kita tiba di LCCT, dimana pesawat AirAsia ditempatkan. Tidak ada kemewahan seperti Changi hanya seperti Bandar udara Adi Sutjipto Yogyakarta. Turun dengan jalan kaki tidak dengan belalai menuju bandara. Cuaca cerah. Pemeriksaan di imigrasi cukup cepat meski harus dilakukan pindai jari. Dengan modal pengetahuan perjalanan yang ditulis rekans Bigreds diforum, dimulailah petualangan dinegeri Jiran.

Dengan mengambil taksi dicounter dimana pembayaran dengan voucher yang dibayar terlebih dahulu sekitar 70 Ringgit atau 300 Ribu rupiah, maka perjalanan sekitar 70 KM menuju Hotel Prince Kuala Lumpur dilakukan. Selintas jalan tol itu mirip dengan Cipularang. Tidak terlalu rame dan mobil berjalan dengan teratur. Sedikit rasa was was dengan kondisi taksi diMalaysia namun semuanya kita serahkan pada yang maha kuasa.

Usai melihat-lihat pemandangan sekitar dimana muncul dua menara kembar maka taksi sudah memasuki Kuala Lumpur yang beberapa minggu sebelumnya dilanda kerusuhan karena demonstrasi. Untungnya minggu ini warga negeri itu menghentikan kegiatan demonya untuk menyambut Liverpool. Melewati kedutaan besar RI untuk kemudian menuju jalan Conlay tempat Hotel Prince berada. Dipilih hotel itu karena rekomendasi teman yang menyatakan dekat ke lokasi mall.

Pukul 11:00, Check in di hotel sebentar untuk kemudian langsung berjalan disekitar Bukit Bintang. Dua menara kembar itu terlihat dengan jelas. Tujuan pertama tentunya menikmati makan siang dan Pavilion towerpun hanya sepelemparan batu. Wow, terkejut ketika melihat Jersey Liverpool raksasa tergantung ditengah-tengah mall itu. Sungguh sebuah kebetulan yang luar biasa dimana Pavilion membuat mini Anfield. It’s awesome. Usai makan siang coba istirahat ke hotel untuk membuat rencana perjalanan sore itu menuju Menara kembar.

Pukul 15:00, Dengan hanya berjalan kaki, bertiga menyusuri jalan menuju Kuala Lumpur Convention Center. Tujuan pertama adalah Aquaria, seperti SeaWorld di Ancol yang dipenuhi dengan aneka satwa laut yang beragam. Di Malaysia, harga dibedakan antara anak kecil dan dewasa sehingga total tiket 125 RM. Di awal langsung disuguhi ikan buas Piranha merah, kemudian dapat memegang ikan di kolam kecil, persis seperti Seaworld Ancol. Menyusuri Aquaria seperti berjalan ditengah hutan Malaysia. Lalu memasuki Aquarium besar dengan Hiu didalamnya. Sungguh pengalaman luar biasa dapat menikmati Aquaria yang terletak di basement KLCC ini.


Keluar dari Aquaria, dengan menyusuri terowongan tibalah di Suria KLCC dengan taman yang sejuk di depannya dan dua menara kembar di belakangnya. Sebuah taman yang dilengkapi dengan air mancur ditengah-tengah, trek jogging dan taman bermain air bagi anak-anak. Sesuatu yang tidak dimiliki Jakarta. Menikmati pemandangan dengan sekeliling gedung-gedung pencakar langit Malaysia dan air mancur yang bermain gembira, saling bergantian menunjukan diri. Dua menara kembar itu dengan gagahnya berdiri meski banyak orang banyak mengabadikan sebagai latarnya. Sayangnya rasa ingin menikmati ketinggian menara itu terhambat karena waktu sudah habis.

Malampun menjelang dengan menikmati makan malam dicafe disekitar KLCC diiringi langkah pejalan kaki para pekerja yang akan kembali kerumahnya. Usai makan malam dengan melalui basement KLCC lagi menuju hotel untuk beristirahat. Hari pertama sungguh luar biasa.

15 July 2011 :

Rencananya hari ini akan pergi ke Genting, namun karena cuaca hujan maka perjalanan menuju daerah puncaknya Malaysia dibatalkan. Juga karena pukul 15:00, di Pavilion tower akan ada pemain Liverpool yang berkunjung. Tentu saja kesempatan itu tidak disia-siakan setelah melewatkan menonton latihannya kemarin sore.

Pukul 7:00, matahari masih malu-malu namun dari jendela hotel satu menara yang terlihat dengan jelas tetap dengan gagahnya bersinar. Usai mandi pagi maka bersiap sarapan hotel dilobi bawah. Sayangnya sarapan ini tidak ada kupat tahu atau nasi kuning.

Pukul 10:30, dimulai perjalanan hari kedua menuju Pavilion Tower dengan persiapan bertemu para dewa dan juga menonton beberapa film yang tidak ada di Indonesia. Mall besar itu mulai riuh dengan persiapan menyambut para pemain Liverpool dan kesempatan berphoto disana tidak dilewatkan setelah kemarin salah kostum dengan memakai kaos Lakers. Sambil menunggu diputuskan untuk menonton Transformer yang dimulai pukul 12:00 dan membeli tiket Montecarlo jam 19:00. Menikmati bioskop di negeri orang menjadi pengalaman tersendiri karena Indonesia yang sedang bertikai antara pihak pajak dengan pengusaha bioskop.

Seminggu sebelumnya ke Senayan City hanya bisa berphoto dengan para robot, kini bisa menyaksikan para robot itu beraksi dilayar lebar. Agak menarik karena ternyata para tokoh transformer ini sama namanya dengan character di Icarly. Ada Sam dan Carly Spencer, pacar barunya Sam yang seksi abis. Megan fox dilewati dengan mudah oleh Rosie Huntington.

Film seru itu ternyata memakan waktu cukup lama hingga pukul 14:45, dan ketika menuju tempat bertemu pemain Liverpool, mall itu sudah penuh sesak oleh tiga ribu pendukung Liverpool yang bersiap melihat. Bolak balik cari spot untuk dapat melihat dengan jelas kedatangan mereka hingga akhirnya memutuskan untuk menyaksikan dari lantai paling atas. Dari sana terlihat dengan jelas apa yang terjadi dibawah. Enam pemain Liverpool, diantaranya Carragher, Carrol melakukan penandatangan kepada para pecinta Liverpool yang beruntung dan berphoto bersama. Sebuah pemandangan yang luar biasa melihat mereka dengan mata sendiri. Usai acara itu dengan sedikit penyesalan karena pengaturan jadwal yang kurang baik, tiba-tiba diajak oleh Astro TV untuk melakukan wawancara.

Wow, sedikit kaget sehingga pertanyaan pertama baru bisa dijawab setelah ditanyakan ulang. Sang pewawancara menanyakan kesan akan kedatangan pemain Liverpool itu ke Malaysia serta kekagumannya akan perjuangan orang Indonesia untuk menonton langsung. Sungguh suatu pengalaman luar biasa dapat masuk tv setempat, meski tanpa persiapan apa-apa. Semua berjalan begitu cepat.


Pukul 17:00, kembali dulu ke hotel untuk beristirahat dengan menikmati kolam renang. Bermain air bersama para penghuni hotel lainnya. Senangnya dapat membawa sekeluarga menikmati liburan bersama keluarga. Setelah berenang kembali ke Pavilion untuk menikmati film Montecarlo pilihan Kia yang bercerita tentang Selena Gomez yang berperan ganda sebagai orang kaya dan orang biasa bersama dua saudaranya dalam perjalanan ke Paris. Selintas ceritanya mirip Princes and Pauper.

16 July 2011 :

Hari bersejarah dimana akan menjadi kali kedua menyaksikan Liverpool langsung. Rasanya waktu berjalan sangat lambat karena sangat ingin segera tiba. Dengan pertimbangan waktu yang cukup lama untuk menunggu maka Kia tidak ikut serta sehingga perjalanan ke bukit Jalil hanya seorang diri.

Pukul 10:00, Dengan mengambil taksi di depan hotel perjalanan menuju Bukit Jalil dimulai. Sisa tiga tiket diberikan kepada roomboy disana. Dia bilang ingin menonton namun kesulitan mendapatkan tiket. Adalah inti dari nilai You’ll never walk alone untuk saling membantu sesama pecinta Liverpool dimanapun berada. Dengan memberikan tiga tiket itu maka kesempatan untuk melihat pertandingan Liverpool bisa mereka nikmati dengan baik. Pertandingan memang masih akan berjalan enam jam lagi, namun dengan mengambil kesempatan untuk mendapatkan perjalanan lebih cepat, maka lebih baik berangkat lebih awal.

Hotel Prince menuju Bukit Jalil yang arahnya seperti ke Bandara, pada siang itu hanya ditempuh selama dua puluh menit. Dan keadaannya masih sepi. Bukit Jalil adalah nama daerah, persis seperti Senayan. Nama kompleks itu sendiri adalah Kompleks Sukan Negara, seperti nama Gelora Bung Karno. Sukan yang artinya Olahraga. Sebuah kebetulan yang luar biasa ternyata dapat bertemu teman lama dari Kalimantan yang sudah berada disana sepagi itu. Hanafi, yang bertemu di Singapura dua tahun lalu. Berdua dengannya mencoba explore Bukit Jalil duluan. Masuk stadion terlebih dahulu untuk merasakan denyutnya. Bertemu dengan pihak keamanan yang meminta kami untuk keluar terlebih dahulu.

Pukul 11:45, coba berbelanja di kios terdekat beberapa kaos untuk oleh-oleh sehingga tas terasa penuh. Beruntung mendapatkan poster AsiaTour yang dititipkan terlebih dahulu karena akan merepotkan jika dibawa-bawa. Setelah itu mencoba makan siang dikantin disana. Makan siang seharga 10 RM itu menjadi makan siang terenak selama dinegeri Ipin Upin dengan menu ayam Goreng, Telur dan Daging Cincang. Persis seperti di Rumah makan Padang. Makan untuk persiapan menuju medan perang harus banyak masuk karena waktu menuju pertandingan masih lama.

Pukul 12:15, Stadion sudah mulai ramai dan kita sudah mengantri didepan gerbang hijau, pintu masuk menuju stadion. Supporter mulai berdatangan dan beberapa spanduk mulai dibentangkan. Sempat bertemu beberapa supporter dari Hongkong, Kinabalu dan dua gadis Malaysia yang akan membuat tulisan untuk Dirk Kuyt. Di depan gerbang, bersama dengan Liverpool supporter Club Malaysia, kita bernyanyi lagu Liverpool untuk menghilangkan penat. Beberapa persiapan mulai dilakukan dimana pihak keamanan mulai memasuki stadion duluan.

Pukul 15:00, Gerbang hijau pun dibuka. Seperti air bah, satu persatu pendukung Liverpool masuk ke dalam pintu berputar yang hanya bisa dilewati satu orang. Tiket disobek dan sisanya diberikan untuk menjadi memorabilia. Kemudian tas diperiksa untuk memastikan keamanan dan tidak membawa makanan dan minuman. Diputuskan tiket untuk masuk yang dipergunakan adalah pemberian dari teman karena ada nomornya di Green Gate Block 106, section N, Row 14 yang diperuntukan untuk keluarga dan relative dari SCB. Ternyata tempatnya sangat tepat, blok paling depan berlawanan dengan VIP dengan pandangan yang lurus ke lapangan. Stadion Bukit Jalil yang berwarna kuning biru perlahan-lahan terisi dengan baju merah.

Pukul 16:00, Layar raksasa disisi kiri stadion tiba-tiba menampilkan sebuah bus yang membawa para pemain Liverpool memasuki stadion. Suasana menjadi histeris dengan kedatangan mereka. Terlihat satu persatu pemain turun dari Bis itu hingga memasuki lapangan. Rasanya ingin segera mereka memainkan si kulit bundar itu. Selang beberapa saat para pemain memasuki lapangan untuk check lapangan dan kemudian melakukan pemanasan dengan berlari lari kecil dan tendangan ke gawang. Pandangan selalu diarahkan ke sisi kiri dimana para pemain Liverpool melakukan pemanasan itu sementara sisi kanan diisi para pemain Malaysia. Sungguh sangat beruntung pemain dari negeri Jiran ini dapat menjajal kemampuannya bermain bersama pemain Liverpool.

Pukul 17:45, Stadion sudah terisi penuh. Hanya satu blok kecil yang tidak terisi. Semuanya merah dengan atribut Liverpool dari mulai spanduk, bendera, syal dan jersey. Pertandinganpun dimulai. Seperti halnya pertandingan persahabatan dimana tensi tidak begitu tinggi karena mencegah cedera. Namun demikian Liverpool mulai menekan dengan menempatkan Carrol di depan. Tidak adanya Gerrard dan Suarez ternyata tidak membuat pertandigan menjadi lamban, Liverpool mengambil kendali dengan Adam berperan sebagai pembagi bola dibabak pertama. Beberapa kesempatan tidak bisa menghasilkan gol, hingga menjelang pertandingan berakhir dimana Carrol dijatuhkan di kotak penalti. Dengan percaya diri Adam mengambil tendangan penalti itu. Meski dua kali karena ada kesalahan prosesur namun kaki kirinya berhasil menyarangkan bola dengan baik. Malaysia berhasil menyamakan kedudukan lewat sebuah tendangan bebas langsung yang dieksekusi dengan baik. Pertandingan babak pertama berakhir imbang 1-1.

Pukul 18:30, saat menjelang babak kedua, pelatih Liverpool mengganti sebelas pemain dengan pemain baru dimana akan tampil Kuyt dan Ngog di depan serta Aquilani di tengah. Liverpool akan menyerang ke sisi kiri. Sementara itu di dalam tribun keriuhan terjadi karena adanya beberapa aksi dari pendukung Liverpool. Usai lima belas menit istirahat, babak kedua dimulai dengan formasi yang berbeda dengan babak pertama. Liverpool langsung menggebrak dengan serangan cepat dari sisi kiri sehinga menambah gol saat Ngog mencetak dua gol di menit 68 dan minit 69. Maxi menambah gol tujuh menit kemudian sehingga kedudukan menjadi 4-1. Tiga menit berselang Malaysia berhasil memperkecil kedudukan dengan dua gol Sali di menit 79 dan 80. Namun demikian Liverpool tidak mengendurkan permainanan dengan menambah dua gol lewat Maxi di menit 90 dan Kuyt dimenit 94. Sangat menarik melihat determinasi dari Kuyt dan aksinya mencetak gol. Kedudukan akhir 6-3 untuk Liverpool.

Pukul 19:42, Para pemain Liverpool berjalan mengelilingi lapangan untuk memberikan penghormatan pada para penonton. Mata ini sepertinya tidak mau berkedip menyaksikan mereka dari jarak dekat. Saat itu tidak ingin segera berakhir. Itulah puncak dari perjalanan ke negeri jiran. Sembilan puluh menit yang sangat dinantikan dengan sembilan gol yang tidak bisa diulang kembali. Semuanya terekam dalam memori yang akan terkenang selamanya.

Pukul 20:05, mulai keluar dari tribun untuk menunggu Hanafi ditempat menunggu. Namun karena alat komunikasi tidak berfungsi akhirnya diputuskan untuk pulang sendirian ditengah gelap dan tak tahu kendaraan apa yang akan dipakai. Pilihan untuk menggunakan taksi adalah yang terbaik dengan melihat kondisi kereta yang terisi penuh, dimana delapan puluh ribu pecinta Liverpool berjalan bersamaan. Sempat bertanya pada Polisi dimana mendapatkan taksi, akhirnya diputuskan untuki berjalan terlebih dahulu keluar stadion menuju mall terdekat dimana taksi berada. Akhirnya didekat Carefour setelah menunggu sekitar 1 jam, sebuah taksi mendekat untuk mengantarkan kembali pulang. Alhamdulillah bisa kembali pulang dengan kondisi yang traffic yang luar biasa. Sang supir taksi dengan baik mengantarkan ke hotel sehingga menepis anggapan bahwa supir taksi di Malaysia kurang sopan, jahat dan lainnya. Argo yang hanya 13,5 RM dibayar 25 RM sebagai apreasiasi kerjasamanya. Thanks.

17 july 2011 :

Tak terasa waktu untuk kembali ke tanah air tiba. Pengalaman yang tak akan terlupakan sepanjang hidup yang hanya bisa disamai dengan pengalaman dua tahun sebelumnya di Singapura atau pengalaman menonton Liverpool langsung di Anfield.

Pukul 7:00, Sarapan terakhir dihotel lalu kemudian packing terakhir kali dan check out di resepsionis. Kembali bertemu dengan roomboy yang diberikan tiket kemarin. Dia bercerita tentang pengalamannya menonton bersama atasannya dan menyatakan rasa terimakasih. Sungguh senang mendengarnya, mengetahui bahwa orang lain bisa menikmati pertandingan itu juga. Dia pun lalu membantu untuk mengambil gambar bertiga di depan lobi hotel. Dengan menggunakan taksi yang dipatok seharga 95RM dari hotel dimulai menuju KLIA.

Pukul 10 :00, sampai dibandara. Tak terasa air mata menitikan karena rasa haru akan berpisah dengan Malaysia yang telah memberikan pengalaman ini. Setelah check in beberapa saat dicounter Airasia untuk memasukan kembali bagasi kemudian pemeriksaan imigrasi, perjalanan pulang dimulai. Waktu tunggu terasa sebentar saat pesawat yang dijadwalkan berangkat 13:15 sudah bersiap-siap. Kembali berjalan kaki dari T7 LCCT menuju pesawat yang sudah diparkir untuk membawa kembali pulang.

Pukul 14:15, pesawat mendarat di Bandara Soekarno Hatta dengan baik, usai perjalanan selama dua jam. Perut keroncongan yang belum diisi nasi akhirnya memaksa untuk menikmati KFC bandara. Usai makan siang dengan menggunakan taksi membawa kembali ke Cibubur.

See you in Anfield.