Saturday 11 April 2009

Perburuan gelar.


Tiga jam menjelang pertandingan Liverpool vs Blackburn, yang dapat dibayangkan adalah suasana di Anfield sedang sibuk-sibuknya untuk persiapan pertandingan itu. Sedangkan di Bandung dalam suasana liburan panjang pasca pemilu suasananya mendung sedikit gerimis. Tentunya awan hitam yang menaungi Bandung tidak ingin tertular ke Liverpool. Tiga jam dimana para pemain Liverpool sedang mempersiapkan diri dalam pertandingan untuk menentukan apakah perburuan gelar juara Liga Inggris masih bisa diperebutkan. Liverpool tampil duluan usai makan siang untuk mencoba memberikan tekanan ke pada mu yang baru bermain beberapa jam kemudian.

Usai terpuruk di Anfield dalam laga Champions menghadapi Chelsea, Liverpool mencoba bangkit meski kabar buruk dengan cederanya Gerrard sehingga diragukan untuk tampil sebagai pemain utama dan juga beberapa pemain utama lainnya yang terlihat kelelahan sepertinya berbanding lurus dengan grafik penampilan Liverpool dalam 6 pertandingan terakhir. High Octane yang dipertunjukkan dalam 4 pertandingan pertama dengan menghancurkan Sunderland, Madrid, MU dan Villa diikuti oleh penurunan dengan hanya menang 1-0 melawan Fulham lewat injury time dan terus menukik dengan kekalahan telak 1-3 atas Chelsea di Anfield. Kini saatnya grafik penampilan itu harus ditingkatkan.


Dengan mungkin absennya Gerrard, Liverpool tentunya akan kehilangan rohnya namun ini bukanlah kali pertama Liverpool tampil tanpa sang kapten Marvel. Mascherano yang tidak tampil pada saat melawan Chelsea karena menjalani hukuman, tentunya akan sangat bugar untuk menjaga lapangan tengah setelah satu minggu istirahat. Dengan tajuk pertandingan terbesar versi Carragher, pertarungan melawan Blackburn ini jelas harus dimenangkan sehingga untuk pemain kunci yang tidak cedera namun sedikit kurang fit harus dipaksakan untuk membawa kemenangan. Lupakan Liga Champions yang sudah kita menangkan lima kali, saatnya kita fokus pada Liga Premier sehingga tidak ada alasan untuk menyimpan pemain.

Blackburn sendiri masih belum aman dari zona degradasi, yang hanya terpaut lima point, tentu saja akan tampil trengginas dibawah asuhan Big Sam-manajer besar mulut yang tidak disukai Raffa selain SAF. Pertandingan pertama di Ewood Park, the Rovers masih dipegang Paul Ince dimana SiMerah memetik kemenangan 3-1 untuk melengserkan the Gov. Dibawah Big Sam, The Rovers sedikit membaik, dimana dalam pertandingan terakhir melawan Tottenham mampu menang meski tertinggal 0-1 dalam delapan menit terakhir.

Di Liga Premier ini, kita tidak perlu menang banyak, cukup satu gol untuk memastikan tiga point sehingga dapat mengambil alih tampuk klasemen dan memberikan tekanan besar terhadap MU dan Chelsea yang baru bermain beberapa jam usai Liverpool menyelesaikan tugasnya. Hal ini benar-benar menjadi drama tersendiri sehingga hasil pertandingan dua musuh bubuyutan itu sangat menarik untuk diikuti, seperti saat MU melawan Villa. Sebagai pecinta Liverpool, tidak pernah melihat pertandingan selain Liverpool apalagi MU. Namun kemaren saat Villa hampir membuat kejutan di Old Trafford, setiap detik dinikmati. Meski hasilnya kurang baik bagi Liverpool namun MU sedikit tertekan dan hanya mampu menang di menit-menit akhir.

Dengan jadwal yang tidak berbarengan satu sama lain membuat Liga Inggris mempunyai bumbu lain sebagai pemikat. Tensi tinggi dalam perburuan gelar dipengaruhi oleh terpelesetnya tim saingan sehingga aroma pertandingan yang diikuti menjadi lain. Bagi pendukung MU, mereka tentunya berharap bahwa Liverpool akan tergelincir.

Pertandingan yang rencananya disaksikan di markas Big Reds Bandung- Terazza akan memberikan warna tersendiri dalam musim ini. Sepanjang nonton bareng disana, Liverpool selalu menang. Semoga tidak telat datangya seperti beberapa saat lalu karena macetnya malam minggu seputaran perjalanan menuju Surya Sumantri dari jalan Dago.

See you Guys. YNWA.

Wednesday 8 April 2009

Bring the Istanbul Spirit back


Semalam waktu Liverpool menjalani babak pertama Liga Champions vs Chelsea, masih tertidur dengan nyenyaknya. Karena Eropa sedang dilanda DST maka jadwal Liga Champions menjadi maju satu jam. Babak pertama pun berakhir 1-1, saat sebuah SMS membangunkan, ' Telat bangun niy! udah 1-1 aja. sebel bgt'. Wah..gawat bisa-bisa Liverpool kesulitan saat tandang nanti. Kebayang dech saat tahun kemarin tersingkir di Stamford Bridge. Liverpool unggul lebih dahulu lewat Torres menit 6 dan Chelsea menyamakan kedudukan lewat Ivanovic 6 menit menjelang babak pertama berakhir.

Babak kedua pun dapat disaksikan langsung. Thank to SMS dan Liverpool sepertinya tidak menemukan hari baiknya. Strategi Liverpool dengan kombinasi Gerrard dibelakang Torres sebagai motor penggerak utama sepertinya tidak berfungsi. Chelsea rupanya sudah mengenal betul gaya ini sehingga Liverpol sangat kesulitan untuk menembus gawang Cech. Malah Liverpool yang digempur lewat serangan balik terkoordinir dan hasilnya Carragher harus berjibaku saat sepakan Drogba sudah melewati Reina. Bencana pun hadir lewat tendangan penjuru dimana Ivanovic kembali tidak terjaga dan bebas menyundul untuk membawa Chelsea unggul. Kemudian lewat serang balik cepat mereka memaksa Liverpool harus unggul 3-0 di kandang Chelsea minggu depan, saat Drogba berhasil memanfaatkan umpan dengan baik. Hasil akhir 1-3.



Dengan hasil buruk ini, tentunya mengubah semua catatan bagus Liverpool baik double di Liga Inggris atas Chelsea tahun ini, tak pernah kalah di Anfield saat Liga Champions dan tentunya langkah selanjutnya ke semifinal semakin berat. Namun hikmah dibalik semua itu adalah bahwa adakalanya kita harus kalah untuk kemudian bisa bangkit. Rasa percaya diri berlebihan usai mengandaskan Madrid, MU dan Fulham setidaknya harus dikurangi dengan sebuah kekalahan tak berarti.

Kalah di pertandingan pertama perempat final ini belum memberikan hasil apa-apa. Tidak kehilangan tiga point dan kita masih mengejarnya. Sebuah komentar di Facebook menyatakan, 3-0 dalam 45' aja bisa dikejar apalagi dalam 90'. Ingat Istanbul, kita pernah melakukannya terhadap AC Milan dimana semua orang tidak pernah membayangkan sebelumnya. Kita juga melakukannya lagi dengan West Ham di final Piala FA. Dengan harapan yang tinggi untuk meraih tiket semifinal tentunya Liverpool akan tampil maksimal minggu depan dan para pemain Liverpool tentunya tidak ingin pesta ulang tahun Raffa dirusak dengan tersingkirnya Liverpool dari ajang ini.