Saturday 1 August 2009

My first honey moon with Liverpool

Melihat langsung pertandingan Liverpool adalah cita-cita yang selalu ada dalam benak semua Liverpudlian. Menyambangi Anfield, berdiri di the Kop, menyanyikan You'll never walk alone sambil berada dibawah banner besar yang dialirkan disemua sudut the Kop, sungguh menjadi impian dalam hidup. Ketika kesempatan untuk terjadi dalam bentuk lain, dimana Liverpool melakukan tour ke Singapura dalam rangkaian tour ' The Kop comes to Asia', kesempatan itu tak disia-siakan. Harus hadir dan berada di Stadion Nasional Singapura. Dengan keuntungan sebagai anggota BigReds maka tiket seharga $ 88 didapatkan dengan mudah, pesawat AirAsia dibooked dan apartemen disekitar Orchad dipesan.


Sabtu pagi, 25 Juli 2009, pukul 4 pagi, taksi Blue Bird sudah menjemput untuk mengantarkan ke bandara dengan transit di Karet untuk menjemput Ivan. Sedikit insiden karena melupakan pesan sakral 'malu bertanya sesat di bandara' terjadi saat taksi yang seharusnya mengantarkan ke terminal 2 malah sampai ke terminal 3 Cengkareng. Dengan berpindah taksi dan memberi tip goceng pada satpam, tibalah diterminal 2. Check in dan pemeriksaan bebas fiskal dengan npwp dilakukan. Semuanya berjalan dengan baik hingga pesawat Air Asia terbang mengarungi angkasa menuju Changi. Sedikit rasa sakit ditelinga ketika ketinggian berubah saat pesawat mau mendarat.

Sampai di Changi dengan suasana yang cerah dan perasaan berbunga-bunga membawa insiden yang lain ketika gerbang pemeriksaan terlewat sehingga harus berbalik arah. Untungnya pemeriksaan tidak terlalu lama karena atribut Liverpool mudah dikenali sehingga tujuan kedatangan ke negeri Jiran itu terlihat jelas.


Hari pertama diisi dengan jalan-jalan sekitar Orchard yang menjadi landmark Singapura. Sebuah jalan yang berisi trotoar lebar untuk pejalan kaki dengan mall-mall besar tempat orang Indonesia menghabiskan uangnya untuk belanja. Yang menarik adalah tingkat kedisiplinan yang tinggi sehingga terlihat sangat tertib. Bosan di Orchard, perjalanan diteruskan ke Marina Bay tempat patung Merlion berada sambil menikmati petualangan naik perahu setelah mencari merchandise disekitar Peninsula. Pengalaman river cruise itu terlambat beberapa jam karena sebelumnya para pemain Liverpool melakukan hal yang sama disini. Hari pertama ditutup dengan makan malam ditempat yang sangat penuh sehingga harus mengantri untuk mencari tempat duduk.


Hari itu akhirnya datang juga, setelah diisi dengan perjalanan mencari Hardrock dan jalan sekitaran Orchard, maka perjalanan menuju National stadion Singapure dilakukan. Dengan menggunakan taksi yang supirnya mengenakan baju mu yang mengingatkan kemenangan Liverpool 4-1 karena kita berempat didalamnya. Dengan memakan waktu 15 menit sampailah kita stadion itu, hanya saja kita tiba disisi barat sehingga harus memutar ke sisi timur dari stadion itu.

Suasana yang cenderung sepi karena pertandingan masih sekitar 5 jaman lagi dan juga tidak ada satupun pedagang musiman yang menjual motornya untuk berdagang serba-serbi Liverpool atau event ini. Bayangan yang berbeda sekali apabila pertandingan ini dilangsungkan di Senayan. Berkat seorang teman dari Kalimantan yang ditemui di Peninsula kemarin, kita mendapatkan antrian yang cukup dekat sehingga waktu dibuka pintu gerbangnya dengan mudah kita mencari tempat duduk yang strategis agar beberapa teman yang belum datang bisa dengan mudah menemukan lokasi.


Sambil menunggu pertandingan dimulai, beberapa insiden terjadi saat penyusup yang menggunakan baju mu harus digiring keluar karena tribun the Kop tidak layak untuk mereka. Mereka diperkenankan untuk tinggal jika bersedia menanggalkan baju itu. Tribun yang beberapa saat sebelumnya hanyalah kayu dan batu bisu berubah menjadi merah. Suasana inilah yang tidak didapatkan ketika menonton dirumah.

Beberapa persiapan dilakukan dengan latihan menyanyikan lagu-lagu Liverpool. Sepertinya pecinta Liverpool diSingapura kalah suara apabila dibandingkan dengan pendukung Liverpool dari Indonesia. Sepertinya tipikal orang Singapura yang cenderung konservatif, jaim dan pendiam terbawa kedalam stadion. Sangat berbeda dengan orang Indonesia yang responsif dan menggelegar.


Kegaduhan mulai terasa dan makin meriah saat bis yang membawa pemain Liverpool memasuki stadion, pemeriksaan lapangan, hingga para pemain Liverpool melakukan pemanasan. Sambil mencubit diri sendiri, meyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi dan mata yang berkaca-kaca untuk memastikan bahwa yang ada didepan adalah para pemain Liverpool yang sebelumnya hanya bisa dilihat dilayar kaca, monitor laptop, atau photo di surat kabar. Dan ketika lagu kebangsaan Liverpool dinyanyikan, serentak semuanya ikut bernyanyi : You'll never walk alone. Persis, rasanya kita tidak berjalan sendirian karena semuanya memakai baju yang beridentitas Liverpool.


Jam 7:10 waktu setempat pertandingan persahabatan Internasional antara Liverpool dan timnas Singapura dilangsungkan dengan Singapura memegang bola terlebih dahulu. Liverpool menurunkan Cavalieri, San Jose Dominguez, Carragher, Agger, Degen, Babel, Mascherano, Leiva, Benayoun, Voronin, Ngog. Babak pertama berjalan lambat, Liverpool belum menemukan cara untuk menembus pertahanan Singapura yang bermain lugas dengan sesekali melakukan serangan balik. Jika biasanya mata ini diarahkan oleh kamera untuk melihat jalannya pertandingan maka pertandingan kali ini mata inilah yang menentukan kemana untuk diarahkan. Suasana meriah dengan mexican wave setiap saat.
Gol pertama tercipta menit 45, saat tendangan keras Voronin dari luar kontak penalti berbalik arah karena menyentuh pemain belakang. Babak pertama berakhir dengan keunggulan Liverpool 1-0.

Babak kedua dimulai dengan beberapa pergantian pemain, namun pemain yang ditunggu-tunggu, Torres dan Alonso belum juga dikeluarkan. Gerrard tidak hadir karena harus istirahat pasca pengadilan yang memustkan dirinya tidak bersalah. Rieara yang masuk menggantikan Babbel mencetak gol kedua dengan voli kaki kiri usai menerima umpan dari Mascherano. Sebuah gol indah menit 54 yang tidak ada replaynya saat itu.


Setelah satu jam pertandingan, Torres dan Kuyt akhirnya dimasukan Rafa untuk memuaskan dahaganya para pecinta Liverpool. Suasana menjadi sangat meriah dengan kehadiran bintang itu dilapangan. OMG, Torres ada dihadapan. Penampilan dia dapat dikenali dari posisi dan juga gerakannya. Kehadirannya langsung membawa bencana bagi budi-budi Singapura yang beruntung bermain bersamanya. Dengan satu sentuhan sebuah tendangan kerasnya membuahkan tendang penjuru.

Gol ke tiga tercipta dari Krisztian Nemeth saat Kuyt dengan determinasinya dapat mencuri bola dari sisi kanan untuk mengirimkan assist kepada pemain muda itu. Proses yang sama dilakukan untuk terciptnya gol ke empat dari kaki El Nino dan gol ke lima dari sundulan Krisztian Nemeth. Liverpoolpun unggul telak 5-0, sebuah hasil maksimal usai Liverpool gagal menang dalam pertandingan sebelumnya. Sebuah pengalaman luar biasa menyaksikan langsung pertandingan Liverpool meski masih berupa pertandingan persahabatan, sehingga tensi pertandingan masih rendah dan atraksi permainan masih biasa. Tekad bulatpun dicanangkan, harus pergi ke Anfield untuk menyaksikan langsung lengkap dengan sang kapten SG8.



Pulang ke apartment dengan menggunakan MRT dengan berjalan kaki dari stadion. Karena beberapa tidak mempunyai karcis maka insiden karcis pun terjadi saat akan masuk. Untungnya semua bisa terangkut dan perjalanan menuju tempat istirahatpun bisa berjalan dengan baik.



Hari ketiga diisi dengan persiapan pulang dengan mencari buah tangan untuk kerabat dan keluarga yang ditinggalkan. Pencarian itu masih berlangsung di Changi saat beberapa barang yang dipesan belum diketemukan. Saat semuanya lengkap dan waktu penerbangan tiba penerbangan pulangpun dijalani dengan suasana tenang. Sebuah perjalanan batin yang sangat menyenangkan. See you soon at Anfield.


No comments:

Post a Comment