Saturday 21 March 2009

It's massive result

Minggu ke dua bulan Maret 09 menjadi minggu yang terbaik bagi Liverpool dalam mengarungi perjalanannya di musim kompetisi tahun ini, baik di Liga Inggris, Liga Champions maupun masa depan Liverpool. Usai dipermak oleh Boro 0-2 di Riverside, Liverpool bangkit dengan menghajar Madrid empat gol tanpa balas untuk lolos ke babak delapan besar Liga Champions. Pertandingan yang gagal ditonton langsung karena ketiduran menjadi awalan yang baik sebagai hadiah ulang tahun Liverpool yang ke 117, 15 Maret 2009.

Real Madrid sebagai tim paling sering yang menjadi juara Liga Champions, sembilan kali dibuat tidak berkutik di Anfield.Dengan selisih lima gol dalam dua pertandingan yang menjadikan Liverpool tidak pernah kebobolan selama melawan Madrid.

Liverpool kemudian bertandang ke Old Trafford, kuburan Liverpool yang lain dimana Liverpool tidak pernah menang disana dalam lima tahun terakhir. Kemenangan terakhir terjadi 24 April 2004, saat Murphy mencetak gol lewat tendangan penalti. Setelah Liverpool dipegang Raffa, Liverpool selalu gagal menang disana. Dengan kemenangan 2-1 di Anfield, inilah kesempatan Liverpool untuk melakukan double.

Tidak seperti biasanya, pertandingan kali ini disaksikan di MU Cafe PVJ atas undangan beberapa teman penggemar MU. Ada rasa ragu jika kalah menjadi bulan-bulanan, namun dengan tekad tinggi dan tanpa rasa takut, tempat itu pun dijambangi meski terhambat lampu merah IP dan juga Sukajadi yang macet abis. Tiba di MU Cafe 45' sebelum pertandingan dimulai namun tempat itupun sudah penuh dengan pendukung MU dan beberapa lainnya yang tidak kebagian tempat duduk sehingga harus menunggu diluar . Untungnya teman sudah booked tempat dari sore hari sehingga mendapat tempat yang bagus.

Tidak seperti Reds Corner atau MP2, yang memulai pertandingan dengan mars Liverpool dan lagu YNWA, nonton bareng di MU Cafe sepertinya biasa saja karena pendukung MU tidak melakukan apa-apa. Jadi kangen suasana meriah ketika nonbar bareng penggemar Liverpool lainnya.

Pertandingan dimulai dengan tempo biasa, dimana kedua tim sepertinya berhati-hati dan Liverpool mulai menguasai keadaan, namun malahan kebobolan duluan saat Reina gagal mengantisipasi gerakan Park yang menerobos sehingga dia dijatuhkan. Tendangan penalti Ronaldo gagal dihalau meski arahnya dapat terbaca. Riuh rendah pendukung MU mulai dan hati pun sepertinya teriris. Liverpool yang tersengat berusaha membalas dengan Torres dan Gerrard sebagai andalan. Lewat sebuah serangan balik dari bola sapuan Skrtel yang tidak berhasil dihalau Vidic, dikejar Torres sehingga berhadapan satu lawan satu dengan Van Der Sar. Dengan ketenangan luar biasa, Torres berhasil menuntaskan tugasnya dengan mencetak gol balasan.1-1. Untuk pertama kali dalam 14 pertandingan gawang Van Der Sar bobol juga, gol lain tinggal menunggu.

Liverpool tidak puas dengan hasil imbang, terus menggedor pertahanan MU. Lewat satu kerjasama antara Torres dan Gerrard, Evra harus menjatuhkan Gerrard dikotak penalti untuk menghadang gerakan Gerrard yang mendapat umpan Torres dari sisi kiri. Sebuah penalti untuk mengalahkan MU, seperti penalti-penalti lain yang pernah terjadi sebelumnya. Dengan dingin Gerrard mengarahkan bola ke sisi kanan yang tidak bisa ditahan Van Der Sar yang diberi petunjuk Tevez untuk bergerak ke arah kiri. 2-1. Hanya aku dan temen pendukung Liverpool yang berteriak untuk membunuh MU Cafe yang terdiam. Cium Gerrard dikamera untuk semua pecinta Liverpool. Yeaah....


Babak kedua, dimulai dengan gebrakan MU untuk menyamakan kedudukan. Waktu tiap detik sepertinya lama untuk berlalu, Liverpool digempur dari semua lini, namun hingga menit tujuh puluh, Liverpool masih unggul 2-1. MU-pun mengganti tiga pemain sekaligus untuk menambah daya gedor sementara Liverpool beberapa menit sebelumnya mengganti Riera yang bermain kurang effektif dengan Dossena untuk mengganti peran Aurellio disisi kiri.

Vidic kembali melakukan kesalahan dengan menarik celana Gerrard sehingga dia harus keluar lapangan yang mengakibatkan MU harus bermain dengan sepuluh pemain. Aurellio yang menendang tendangan bebas itu dengan manis membuat Liverpool unggul 3-1. Kembali berteriak dirumah orang....yeaah. Tidak seperti Ronaldo yang mengambil ancang-ancang dengan mundur enam langkah dan kemudian menarik nafas dengan badan dibuat tegap, namun hasilnya hanya screaming didepan gawang (meski degdegan juga sih melihatnya), Aurellio mencetak gol dengan sentuhan magis gaya Brazil. Bola ditendang dengan satu sentuhan kaki kiri untuk melintir tanpa bisa disentuh Van der Sar. Gol ini menjadi kumpulan tendangan bebas yang berbuah gol lainnya yang dicetak Liverpool ke gawang MU. Selain gol Berger tanggal 4 Maret 2000, Danny Murphy tanggal 17 Desember 2000, dan Riise tanggal 4 November 2001. Diantara semua gol tendangan bebas itu, gol Aurellio terhitung gol paling indah.

Liverpool menambah luka MU dengan mencetak gol keempat lewat sebuah serangan kilat dari tendangan gawang. Bola sepakan Reina gagal diantisipasi O'shea sehingga Dossena berhasil menchip bola itu untuk mengelabui Van Der Sar. Hasil akhir 4-1 untuk membawa Liverpool ke jalur juara Liga Inggris. Sebuah massive result yang tidak pernah terbayang sebelumnya. MU yang tidak pernah kalah sebelumnya seperti menjadi tim yang bisa dikalahkan oleh siapa saja. Thanks to Dokur, Harry dan Fanny. MU cafe menjadi tempat yang indah untuk penggemar Liverpool yang berpesta bersama. Selain aku ada Madong dan Andri yang memakai kostum Liverpool diantara pemuja AIG.


Delapan gol dalam satu minggu digawang musuh-musuh Liverpool menjadi hadiah ulang tahun yang terindah. Seratus tujuh belas tahun sudah Liverpool berdiri sejak 1892. Dan selama dua puluh lima tahun mengenal Liverpool sejak final Liga Champions 1984, perasaan cinta itu tidak pernah berubah. I was made for Liverpool and Liverpool was made for me.

Seakan menjadi kado indah lainnya, Raffa memperpanjang kotrak hingga 2014, untuk membawa kembali kejayaan Liverpool. Awan hitam yang menutupi Anfield perlahan mulai memudar.

Selanjutnya, Liverpool harus berhadapan dengan Chelsea di perempat Final Liga Champions usai pengundian yang dilakukan di Roma. Dengan hasil ini, selama lima tahun berturut-turut, Chelsea menjadi klub yang harus dihadapi Liverpool. Hasil buruk tahun lalu harus dibalas dengan tuntas untuk membawa Liverpool ke semifinal untuk berhadapan dengan pemenang antara Bayern dan Barcelona. Jika semuanya lancar maka Roma menjadi rumah kedua Liverpool untuk merengkuh piala itu ke enam kalinya.

Hasil Liga Inggris terbaru adalah MU kalah dari Fulham 0-2, Chelsea takluk 0-1 dari Spurs. Sebuah momentum yang baik dimana SiMerah harus merapatkan barisan dengan selisih satu point jika menang lawan Villa nanti malam di Anfield. Semoga tidak menjadi antiklimaks usai minggu yang indah. Dengan Gerrard dan Torres yang sedang fit serta suasana hati Benitez yang tenang, maka Villa akan menjadi ajang pembuktian bagi Liverpool bahwa gelar ke-19 bukanlah mimpi disiang hari..Come on Reds...With hope in our heart, YNWA.

No comments:

Post a Comment