Sunday, 7 December 2008

Ditilang : Thank to Pak Adi



Gw mungkin bukan warga negara yang baik karena sampai sekarang ga pernah ikut pemilu sekalipun. Ga pernah ikutan ngantri untuk memilih, baik untuk wakil rakyat yang terhormat, pilkada, pilgub apalagai pilcapres. Dan mungkin, dengan apa yang dilakukan pada polisi apabila mereka menyuruh minggir maka yang dilakukan selalu jalan damai..Males bo urusan ama mereka. Btw, gw sekarang punya NPWP, so bukan warga negara yang ga baik juga khan. Meski pajak yang dipungut sepertinya kegedean, apalagi kalo THR atau bonus masuk barengan dengan gaji. Kayanya ga ikhlas kalo dipotong gede padahal kita yang kerja tapi negara maen potong begitu aja :(...Eit daripada ngelantur tentang pajak, mendingan fokus pada judul tulisan diatas.

Semalam, sekitar jam tujuh, usai membawa Kia jalan-jalan ke Senci, mobil dibawa perlahan sambil mencoba mendengarkan Boyz II Men yang baru dibeli di Beatz, toko CD disampin Kafe Betawi...Mumpung Kia tidur! Kalo ga maka DVD Polly Pocket yang dibelinyalah yand diputar. Saking senangnya denger B2M (jadul banget yah gw)... jalan yang diambil keluar dari Senci adalah sisi tengah yang ternyata terhambat karena ada yang berhenti dilampu merah menuju ke Senayan. Waktu tidaklah terburu-buru namun kalo diam di tengah maka akan terbawa ke Senayan dan itu berarti akan kena macet karena adanya pertandingan PSSI. Akhirnya diputuskan untuk pindah jalur ke kiri yang lancar.

Lampu seign kiri dinyalalakan dan Taksi yang dibelakanpun memberi jalan. Dengan satu tarikan, mobilpun pindah ke jalur kiri dan perjalanan diteruskan...Namun didepan seorang polisi dengan sigap memberhentikan...What's wrong ???? Gw paling benci ama Polisi apalagi mereka yang sudah memainkan tongkat skywalker yang berwarna merahnya....Didepan juga ada beberapa mobil yang berhenti. Damn....

"Selamat malam pak", kata Polisi itu, mencoba ramah." Tadi babak dari jalur tengah, terus ke kiri itu berbahaya. Bisa lihat SIM dan STNKnya ?". Lanjutnya lagi.Waduh males banget dech, masa kaya gitu aja ditangkep. Karena males berdebat, mendingan dikasih aja kedua surat berharga itu. "Mau ditilang apanya nih Pak, STNK atau SIM ?" Polisi itu mulai memainkan kekuasannya untuk menakut-nakuti gw. Dan gw udah mulai takut. Keluarlah kata-kata sakti." Damai dech Pak ?"

"Wah kalo damai mahal Pak." Sahut Polisi itu. " Dendanya 125 ribu"...Gila dalam hati gw..Ini sama dengan makan dikafe Betawi tadi, atau jadi beli papan seluncuran untuk belajar berenang di Arena. Mobilpun dimajukan dulu kedepan agar lebih kepinggir dan transaksi dengan Polisi itupun dilanjutkan. Uang dua lembar, seratus ribu dan lima puluh ribupun berpindah tangan.
" Wah, Dikembalikan ga nih Pak ?" kaget juga dia kalo gw ga ada perlawanan lebih lanjut.

" Ya dong, bapak mintanya kan 125 ribu, tapi saya minta resi atau buktinya yah pak ?" Gw coba bernegoisasi dan memastikan bahwa denda yang Gw bayar tidak masuk ke dompetnya, tapi masuk ke kas negara yang berkurang penghasilannya karena turunya harga bensin sebesar 500 rupiah. Lumayan kan tuh sama dengan subsidi 250 liter dari Gw. (setelah dihitung pake Excel hehehe).

“Kalo Bapak minta resi berarti Bapak saya tilang” kata Polisi itu makin memainkan kekuasaannya. Dengan tidak berdaya dan merelakan bahwa uang itu menjadi milik Polisi itu, Gw pun menunggu kembalian dua puluh lima ribu rupiah. Sang Polisi pun pindah ke sebelah kiri dan membuka dompetnya. “Maaf yah pak kalo uangnya recehan” kata Polisi itu mencoba untuk lebih ramah lagi..
“Ga apa-apa Pak, yang penting pas” Gw coba berputar peran dengan memainkan kekuasaan. Setelah uang kembalian Gw terima, Gw bertanya “ Nama bapak Siapa dan dari kesatuan mana ?”. Sang Polisi itupun menjawab.” Saya Adi dari Polda Metro Jaya”.

Setelah STNK dan SIM diterima mobilpun dibawa perlahan menelusuri jalan malam di Jakarta dan untuk membunuh perasaan dongkol dan berhenti memaki-maki Polisi itu, CD B2M kembali dinyalakan. “Thanks Pak Adi…Selamat hari raya Lebaran Haji, semoga uang yang diterima dapat bermanfaat, apalagi bisa dibelikan kambing untuk Kurban. Jangan dipakai untuk maen-maen yah”….

Berikut daftar tilang dengan dendanya (yang membuat makin benci sama Polisi dan paranoid liatnya dipinggir jalan) :
1.1997, Ditilang di Jalan Setiabudi Bandung. SIM A diambil oleh oknum Polisi. Disuruh diambil di kantor Polisi jalan Jawa namun Polisi itu tidak ada
2.2006, Ditilang didepan Bunderan HI karena belok kiri sebelum Jam tujuh malam. Denda Rp 50.000,-
3.2007, Ditilang karena melanggar tanda dilarang masuk jam 4 pagi, diperempatan Pasteur dibawah kolong Paspati. Harusnya emang belok kiri, tapi karena dirasakan masih pagi, toh ga ada mobil yang lewat, jadi lurus aja. Kantor Polisi diujung jalan dan sang Polisi muncul dengan senyuman manis karena ada mangsa yang masuk perangkap. Denda Rp 50.000,-.
4.2007, sewaktu mau beli batagor Ikhsan di Pasar Anyar Bandung. Kembali melanggar perboden, yang waktu SMA, belum ada. Sang Polisi yang bersembunyi diantara becak, muncul ketika mobil mulai melintas. Boleh jalan lagi setelah bernegoisasi sebesar Rp 20.000,-
5.2007, Jalur darurat Jagorawi menuju Cibubur. Sebelumnya ga tau kalo jalur darurat ga boleh dipake. Sewaktu Polisi itu memberhentikan, coba nanya tapi tetep dianggap salah. Denda tanpa resi sebesar Rp 110.000,-.

Jadi timbul satu pertanyaan, Apa bedanya Polisi dengan preman yang suka malak yah ???? Selama ini gw malah belum pernah tuh dipalak ama Preman…..

No comments:

Post a Comment