Monday, 10 November 2008

Sabar dan Ikhlas : RK7




Dua kata ampuh yang ditemui pertama kali sewaktu nonton AAC setahun kemaren. Dua kata sederhana yang apabila diamalkan sangat berat namun berdampak sangat positif dalam kehidupan kita. Betapa tidak, ketika kita mendapatkan sesuatu tidak sesuai dengan rencana maka dengan sabar berusaha menunggu bahwa yang terbaik akan datang dan mengikhlaskan apa-apa yang terjadi saat ini. Sebagai penggemar Liverpool, saya tidak akan panjang lebar membahas dua kata sakti itu lebih dalam, tapi coba ditempatkan pada seorang pemain Liverpool, Robbie Keane dengan nomor punggung 7.

Robbie Keane yang terlahir sebagai penggemar Liverpool merupakan pemain yang berpengalaman di Liga Premier. Rafa dengan pengamatannya memerlukan dia sebagai bagian yang hilang untuk membawa Liverpool sebagai juara Liga Inggris. Dia memenuhi kriteria pemain yang diperlukan Rafa, pecinta Liverpool dan pemain berpengalaman.

Sebelumnya dengan kriteria itu, Rafa coba merekrut Fowler, tapi sang Dewa itu terlalu sepuh untuk tim muda Liverpool yang dinamis. Demikian juga Bellamy, yang ternyata kurang pas dihati Rafa dengan tingkah laku negatifnya. Seorang RK7 adalah jawaban Rafa atas seorang striker haus gol yang berpengalaman di Liga Inggris dan pecinta Liverpool sejati sehingga mau bertanding dalam level apapun demi cintanya pada Liverpool. Wish Rafa pick me, secara saya pecinta Liverpool cuma berpenglaman membawa Himatika di Liga ITB doang :)

Penantian Rafa dan pecinta Liverpool akan hadirnya gol-gol dari RK7, sepertinya harus dibarengi dengan sabar dan ikhlas. Menanti dengan sabar akan lahirnya gol itu dan Ikhlas karena Keane berjuang keras untuk mencetak gol, hingga waktunya tiba.

Ketika akhirnya RK7 mencetak gol pertamanya untuk Liverpool di Liga Champions saat melawan PSV, penantian itu mulai menemukan jawabannya. Meski menjadikannya striker 'terlambat' yang mencetak gol dalam debutnya di urutan 5. Dia mencetak gol setelah berada di lapangan hijau selama 688 menit dalam sebelas pertandingan.

Bukan sebuah ukuran yang menjadikan dia sebagai pemain yang gagal karena sang pencetak gol terbanyak Liverpool, Ian Rush, memerlukan waktu 813 menit untuk mencetak gol pertamanya, setelah bermain dalam 10 pertandingan. Jika ingin tau yang paling lelet, dia adalah Peter Crouch, yang baru mencetak gol setelah bertanding 18 kali dalam 1228 menit.

Usai mencetak gol di Eropa, tentu Keane ingin sekali menunjukan dirinya sebagai pencetak gol di Inggris. Dengan menghilangnya Torres dari skuad akibat cedera hamstring, harapan pecinta Liverpool dibebankan padanya. Namun sekali lagi, kita harus sabar dan ikhlas karena hingga pertandingan vs Spurs yang menjadi rumah Keane sebelumnya, dia belum juga bisa mencetak gol. Malahan Liverpool yang pertama kali tersungkur.

Hingga tiba saatnya pertandingan Liverpool vs WBA, 8 Nov 2008 dalam lanjutan Liga Premier Inggris minggu ke dua belas. Jika Liverpool menang ini adalah kali ke seratus lima puluh kemenangan Rafa sebagai manajer Liverpool. Harapan besar kembali ada di pundak Keane untuk membawa Liverpool kembali ke puncak klasemen meski satu hari karena Chelsea akan bermain besok harinya.

Dia dengan sabar berusaha bermain total dan mencari celah untuk menerobos pertahanan the Baggies yang tidak mau terus kalah dari Liverpool dalam sepuluh pertandingan terakhirnya. Satu dua sentuhanya dapat mengirim umpan pada Arbeloa yang berdiri di sisi kanan namun umpannya pada Kuyt hanya membuat tendangan gawang.

Buah dari sabar dan ikhlas akhirnya muncul juga. Koordinasi dan pengertian dengan Gerrard, membuat dia mempunyai ruang tembak di sisi kiri saat umpan sang kapten disambutnya dengan cocoran kaki kiri pada menit 34. Gollll. Tipikal gol Keane dengan ketenangan dan keakurasianya. Satu gol Keane tidak cukup. Serangan balik usai Liverpool mematahkan tendangan penjuru the Bagies, Aurellio mengirimkan umpan matang yang membuat mantan penjaga gawang Liverpool, Carson maju untuk menghalau, namun Keane terlalu cepat untuk dihadang, dengan satu sentuhan untuk melewatinya, Keane mengarahkan bola ke gawang dari jarak cukup jauh pada menit 43. Golllll.



Keane pun dengan suka cita mencium badge Liverpool dikaosnya sambil menunjukan dua jarinya. Kesabaran dan Keikhlasan akan seorang Keane, terbayar sudah. Bukan kebetulan kalo dua gol Keane terjadi pada menit 34 dan 43 yang bila kedua angka itu dijumlahkan menjadi 7. Itu hanya clinical yang menghubungkan sesuatu dengan lainnya, tapi percayalah itu yang terjadi.

Usai babak pertama, sebuah text message dari penggemar Liverpool yang berkenalan ketika nonton bareng di Bandung, muncul di handphone, 'Keane 2-0 euy'. Sebuah jembatan persahabatan akan arti YNWA, saat kita saling berkirim kabar akan hasil Liverpool. Dibalas ke Ucok, nama penggemar Liverpool itu. 'Good Start. Moga2 bisa bkn hatrik dan Torres bisa ganti dia dan bikin gol juga'. Bukan tanpa sebab
kalo keinginan agar Keane mencetak hatrik muncul karena tiga gol dalam satu pertandingan akan membuat seorang striker merasa dirinya 'perkasa'.

Namun hingga Torres masuk menggantinya menit 72, Keane harus puas dengan dua gol dikantongnya dan Liverpoolpun meneruskan perjuangannya saat Arebeloa menutup gol menit 93, untuk membawa Liverpool ke puncak klasemen.

Sebuah hasil maksimal usai terpuruk di White Heart Line. Kini, Keane sudah mencetak gol dan Liverpool dengan trio strikernya sudah menebarkan ancaman. Semoga hasil ini bisa bertahan hingga bulan Mei. Semoga kesabaran dan keikhlasan kita menunggu Liverpool juara Liga Inggris akhirnya tercapai jua. Sambil melantunkan lagu Kla Project....Semoga....

Sumber :
http://www.lfchistory.net/redcorner_articles_view.asp?article_id=2477
http://www.rivals.net/news/pgarticle.aspx?artid=13482_4473669&id=46

No comments:

Post a Comment