Catatan pertandingan Liverpool vsInter Milan (2-0)Anfield,Selasa 19 February 2008.
That’s my Liverpool. Itu ungkapan yang paling pantas diberikan kepada Liverpool yang bangkit dari kubur usai terpuruk di Piala FA dengan menunjukan kepada dunia bagaimana mempermalukan juara Italia, Inter Milan. Liverpool sepertinya ditakdirkan untuk menguasai Eropa ketimbang menjadi juara di kejuaraan domestic di tangan Benitez. Liverpool menjadi dirinya sendiri dan tampil sempurna dalam pertandingan yang berkesudahan 2-0. Dengan penguasaan bola 69% dan 23 tendangan ke gawang serta keunggulana jumlah pemain, Liverpool seakan mengajari Inter Milan bagaimana bertahan yang baik.
Diawali dengan baik ketika Liverpool memutuskan untuk langsung menggebrak pertahanan Inter Milan sehingga pemain belakang mereka melakukan segala cara untuk menghentikan langkah Liverpool mendekati kotak penalti. Hasilnya setengah jam pertama, Inter Milan harus kehilangan Materazi yang dua kali kedapatan mengerjain Torres. Akibatnya bias ditebak Inter Milan menumpuk pemain dibelakang untuk mencover kekurangan satu pemain. Dengan pola Cattenacio khas Italia, Inter Milan bias lolos dari babak pertama. Liverpool bukan tanpa peluang manis dibabak itu, beberapa kali usaha pemainnya mentah karena kurangnya kesabaran dan kurangnya penyelesaian akhir.
Memasuki babak kedua, Liverpool kembali membombardir pertahanan Inter Milan, dengan memasukan Crouch dan Pennant untuk memberikan alternative penyerangan dari umpang lambung ke depan gawang sebagai tambahan serang menusuk ke jantung Inter Milan melalui kaki Torres. Hasilnya adalah Torres berhadapan dengan Julio Cruzz, satu lawan satu, yang berbuah tendangan penjuru usai sang kipper mementahkan tendangan Torres.
Pemain tengah dan bek sayap yang menyuplai bola ke depan seakan tidak lelah untuk terus mendukung penyerangan. Umpan satu dua antara Mascherino dan Finnan membuat pertahanan Inter Milan kalang kabut. Namun gol untuk Liverpool tak kunjung tiba.
Ketakutan akan rasa frustasi dalam diri pemain Liverpool seakan membayangi karena hal itu akan menjadi boomerang apabila Inter Milan mampu melakukan serangan balik cepat untuk meruntuhkan moral Liverpool. Wasit seakan menambah rasa gundah dengan tidak memberikan penalti ketika Viera menahan bola dengan tangan.
Ada satu klenik yang sepertinya berhubungan. Syal Liverpool selama ini disimpen diatas TV, sepertinya menghalangi usaha Liverpool untuk mencetak gol. Syal itu akhirnya dipindahkan dari tempat sebelumnya dan dipegang untuk direntangkan. Sepanjang syal itu ada disana, Liverpool kurang bermain optimal. Hahahah, Tentu saja itu hanya pandangan belaka seperti adanya martabak maka Liverpool menang.Ternyata Liverpool mampu menjunjukan dirinya dengan baik. Usaha keras dengan keyakinan penuh akan membuahkan hasil. Ketika Inter Milan mulai kelelahan dalam menahan semua serbuan Liverpool, umpang terukur Pennant dapat menjangkau Kuyt yang berdiri bebas ketika pemain belakang terpusat pada penjagaan atas Torres dan Crouch. Tendangan voli memantul tak bias ditahan Cruz. Gooooool. Anfield pun gemuruh dan teriakan keras sebagai pelampiasan kegembiraan keluar tanpa tertahan. Gol di lima menit menjelang pertandingan berakhir sepertinya menjadi pemicu untuk meraih hasil lebih banyak karena satu gol tidak cukup untuk dibawa ke San Siro.
Gerrard yang mulai menemukan posisinya dilapangan tengah, dapat menunjukan performa prima dengan menyumbangkan gol dari tendangan jarak jauh. 2-0. Hasil maksimal untuk perjuangan tanpa kenal lelah. Kalo mau Liverpool bisa menang. See you on San Siro...
Heri Suherman,
No comments:
Post a Comment